ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Sepak terjang Prabowo Subianto di satuan Kopassus sangatlah
menarik untuk diceritakan, bagaimana Kopassus ikut terlibat dalam membantu
membenamkan rezim brutal komunis Kmer Merah dan menangkap Pol Pot Pelaku
Kejahatan Manusia di Negara Kamboja.
April 1975, suasana Phnom Penh memanas karena terjadi perang
memperebutkan kekuasaan Negara Demokratik Kamboja antara pihak Pol Pot yang
beraliansi dengan partai - partai komunis lain dengan pendukung Sihanouk.
Setahun kemudian, kubu Sihanouk kalah dan Pol Pot diangkat sebagai Perdana
Menteri Kamboja, setelah ia terpilih lagi menjadi sekretaris partai.
Pol Pot akhirnya harus menghabisi kawan sendiri demi kestabilan
posisinya. Selain kejam pada kawan sendiri, Pol Pot juga menunjukkan
kediktatorannya sebagai pemimpin dengan memerintahkan rakyat untuk pindah ke
perkotaan dan bekerja. Perintah Pol Pot ini menyebabkan terjadinya ledakan
penduduk di ibukota yang dalam waktu singkat populasi disana bertambah sekitar
satu juta jiwa. Program kerja paksa membuat rakyat menderita kelaparan, dan
parahnya mereka tidak mendapatkan pelayanan kesehatan.
Lebih dari 3 dasawarsa rakyat Kamboja merasakan kekejaman yang
dilakukan seorang anak manusia bernama Pol Pot. Sejarah lalu mencatat bahwa Pol
Pot mewakili satu paham yang kemudian mendapat stigamatisasi negative, Komunis.
Pol Pot bukan wakil jahat dari rezim yang mengatas namakan paham yang
dibuat oleh Karl Marx dan Engels ini. Sebut saja, Stalin, si tangan besi,
lalu ada beberapa pemimpin dunia sebelum Pol Pot berkuasa yang mengatas namakan
Komunis membantai ribuan bahkan jutaan rakyat tak berdosa di berbagai belahan
dunia lainnya. Komunis kemudian menjadi musuh dalam kehidupan sosial, utamanya
di negeri ini pasca tragedi sejarah yang penuh dengan misteri, peristiwa 1965.
Diperkirakan 500.000 rakyat kamboja dibantai (1970 – 1975) dan
sejuta dibunuh atau mengalami kerja paksa sampai mati oleh rezim komunis Khmer
Rouge (1975 – 1979).
Ada sekitar 343 “ladang pembantaian”, seperti Choeung Ek
tersebar di seluruh wilayah Kamboja. Tetapi, Choeung Ek adalah “ladang
pembantaian” paling terkenal. Pasalnya, sebagian besar korban yang
dieksekusi di sana adalah intelektual dari Phnom Penh.
Penjara S-21 atau Tuol Sleng adalah organ rezim Khmer Merah yang
paling rahasia. Pada 1962, penjara S-21 merupakan sebuah gedung SMA bernama
Ponhea Yat. Tuol Sleng yang berlokasi di sub-distrik Tuol Svay Prey, sebelah
selatan Phnom Penh, mencakupi wilayah seluas 600 x 400 meter. Setelah Phnom
Penh jatuh ke tangan Pol Pot, sekolah diubah menjadi kamp interogasi dan
penyiksaan tahanan yang dituduh sebagai musuh politik.
Demikian pula kisruh antara Pihak Norodom Sihanouk dan Hunsen yang
menginginkan sebuah negara berbentuk Republik, Pak Harto dan Mahathir Muhammad
pun turun tangan membantu permasalahan Kamboja. Setelah tercapai kesepakatan
ditentukan Norodom Sihanouk sebagai Raja dan Hunsen sebagai Perdana Menteri,
Tapi masih dirongrong oleh Kmer Merah. Pol Pot masih mengendalikan Kmer Merah
dari tempat persembunyiannya.
Munculah Ide dari Pemimpin Kamboja saat itu untuk melawan Komunis
Kmer Merah, Pada Tahun 1995 mereka mengirim 1 Kompi (Dua Tahap 1995 dan 1996
Komandan dan Wakilnya) pemuda yang militan ke Indonesia dan Dilatih oleh
Kopassus, saat itu Prabowo Subianto berpangkat Kolonel dan menjabat sebagai
Danpusdik Passus Batujajar.
Melatih pasukan Khusus Kamboja ini bukanlah hal yang gampang,
mereka terbiasa hidup dihutan dan cenderung liar serta suka mengeluh dan cepat
putus asa, jika dihadapkan kepada medan berat moril mereka langsung turun,
tidak jarang mereka menyerah dan dipulangkan. Jika mereka berjalan, mereka
hanya menghafal beberapa kata - kata dalam bahasa Indonesia "Komando
Kalau Jalan Naik - Naik Terussss, Kalau turun, Turun terussss, Pelatih Enak
Naik Mobil".
Buk..!!! Terdengar suara pukulan tali togel rim menghantam
punggung mereka, cara ini dilakukan agar mereka berhenti mengeluh. Bahkan
mereka tidak bisa membuang kotoran di lobang WC, para pelatih harus sabar
menghadapi mereka, ini adalah Komando yang paling susah disaat Tahap Basic,
tapi jika mereka bermain di hutan, mereka sangat Lihai karena mereka terbiasa
bergerilya tapi tidak teratur dalam susunan formasi tempur.
Yang unik adalah, diantara mereka tidak ada yang berpangkat
Tamtama, minimal Sersan Mayor, Mayor dan Kolonel, padahal pelatih mereka ada
yang berpangkat Prajurit Satu, Mengapa..??, karena di negara mereka, Jika
pasukan mereka berhasil membunuh Kmer Merah berpangkat lebih tinggi dari mereka
maka itu pangkat tersebut langsung menyandang di pundak mereka. Bayangkan Jika
mereka membunuh Jenderal, maka dia akan langsung menjadi Jenderal.
Selama 7 bulan mereka dilatih dengan materi hanya 66 %, hampir
setiap hari Prabowo Subianto mengontrol mereka dan melaporkan kepada Satuan
Atas dan Kerajaan Kamboja tentang perkembangan mereka dan mereka disebut
dengan KOMANDO-67 yang menjadi Cikal BakalBatalyon Para-Komando 911.
Pasukan itu merupakan bagian dari tentara Kerajaan Kamboja (Royal
Cambodian Army). Dari Komando inilah Prabowo Subianto menerapkan sistem
pendidikan Manusiawi, Pelajar jika tidak ada kegiatan pelajaran jam 10 malam
wajib tidur, Belajar diruang belajar menggunakan Proyektor dan Ruang Makan buka
24 Jam serta ada Ekstra Puding seperti jaman Jenderal Yusuf.
Betapa bahagianya mereka setelah dilantik di Permisan
Nusakambangan dan langsung mengenakan Baret Merah dan Loreng Darah Mengalir
Kopassus dan menjadi seragam mereka sampai saat ini. setelah konsolidasi mereka
kembali ke negaranya Kamboja, dengan tekad didada mereka, akan menjaga
negaranya, menghancurkan Kmer Merah dan memburu Pol Pot.
Selama mereka berada di Kamboja, terjadi insiden kontak tembak
mereka dengan Pasukan Kmer Merah, mengakibatkan 3 personel mereka gugur,
melihat hal itu, Prabowo Subianto pun berangkat ke Kamboja membawa 15 orang
Prajurit Parako untuk mendampingi Pasukan Komando 911 Kamboja. Ke 15 orang
anggota Kopassus ini melebur di setiap Regu pasukan Kamboja, kemudian regu ini
dipecah menjadi unit-unit kecil agar mobilisasi cepat dan evisien dalam
bermanuver.
Operasi Sandi Yudha (Intelijen Kopassus) pun berjalan, didapat
Informasi akan melintas 200 lebih pasukan Kmer Merah, 2 regu dipersiapkan untuk
menghadang mereka serta Kiling Room, 2 regu lagi sebagai penutup untuk menyekat
agar mereka tidak bisa meloloskan diri dan mencegah bantuan dari Kmer merah.
Pada siang hari melintaslah pasukan Kmer Merah tapi diantara
mereka tidak terdapat Pol Pot, tepat mereka masuk di Killing Room, Door..!!tembakan
pertama di sahut oleh ledakan Granat dan Ranjau, ini benar benar penghadangan
yang disiapkan, mayat Kmer Merah bergelimpangan tak karuan, beberapa diantara
mereka ada yang berusaha meloloskan diri dalam keadaan terluka tapi di hadang
oleh Tim Penutup, tinggal beberapa orang saja diantara mereka yang masih hidup
itu pun sebagian mereka ada yang terluka.
Prabowo Subianto memerintahkan seluruh mayat diserahkan ke
Pemerintah Kamboja, sedang yang masih hidup dilakukan interogasi secara terus
menerus, diantara mereka mengaku dimana keberadaan Pol Pot, pasukan pun
Konsolidasi dan mulai memburu Pol Pot dan menyergap Pol Pot yang selalu
berpindah pindah tempat setelah 3 hari memburu, Pasukan mendapatkan sebuah
pemukiman ditengah hutan dan menyergap.
Dunia pun geger tahun 1997 Pol Pot ditangkap oleh Batalyon
Komando-911 yang didalamnya ada personel Kopassus, Pol Pot dibawa ke pemerintah
Kamboja, Penjahat Kemanusiaan ini hanya dikenakan Tahanan Rumah. Seluruh
Personel Kopassus pun di Tarik ke Pnom Pen dan mendapatkan ucapan selamat dari
Norodon Sihanouk dan Hunsen dan Prabowo Subianto mendapat sebuah kehormatan
dari Kerajaan Kamboja menjadi Warga Negara Istimewa Kamboja.
Jadi, Pak Prabowo Mendapat Kewargaan Kehormatan pertama kali bukan
dari Jordania tapi dari Pemerintah Kamboja.
Pada 15 April 1998, Dunia bersyukur Pimpinan Komunis dan Pelaku
Kejahatan Kemanusiaan di Kamboja bernama POL POT hilang dari peredaran dunia
dan disusul penangkapan tokoh - tokoh Kmer Merah yang lainnya.
Silahkan di share
Sumber : harkal.blogspot.co.id
0 Response to "Keren! Kisah Prabowo Membantu Menghancurkan Pimpinan Komunis Kamboja, Pol Pot."
Posting Komentar