ADSENSE 336 x 280
sebenarnya produksi persenjataan dalam negeri tak kalah hebat dan canggih dibandingkan negara luar. Selain itu, senjata buatan RI juga diperhitungkan militer internasional. Betapa tidak, selama 10 tahun berturut-turut, TNI AD kerap meraih juara umum pada lomba tembak Australian Army of Skill Arms at Meeting (AASAM) di Australia. Ini berkat senjata produksi negeri sendiri.Beberapa alat utama sistem senjata (alutsista) model uji terpajang di Politeknik Angkatan Darat (Poltekad), Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur (Jatim), kemarin (4/10). Alutsista model uji itu bukan diproduksi negara lain seperti Amerika Serikat (AS), Rusia, Israel maupun bangsa lain yang dikenal jago memproduksi senjata.
Tapi alutsista model uji tersebut dirancang mahasiswa dan dosen Poltekad. Selain berani bersaing soal kecanggihan, harga perkiraan produksi jauh lebih murah jika dibandingkan impor. Ini bisa menjadi kado istimewa HU TNI ke-72 yang jatuh pada hari ini (5/10). Itu salah satunya corner shot atau senjata sudut yang pada ujung larasnya dapat dibengkokkan ke kiri-kanan dengan dilengkapi wireless mini DVR camera, flashlight dan pointer. Kemudian, robot tempur lemjiantek versi III (RTLV3), rudal rolex (robot latih experimen), dan mortir granat.
”Ini (corner shot, Red) bisa dibilang lebih (unggul, Red) dibandingkan buatan Israel,” kata Kepala Laboratorium Jurusan Balistik Poltekad Kapten Arh M. Ali ditemui di sela-sela menjalankan
ADSENSE Link Ads 200 x 90
tugas, kemarin.
Menurut dia, inspirasi riset corner shot tersebut dari alutsista tentara Israel. Sengaja diproduksi untuk menumpas teroris atau senjata antiteroris. Namun, model uji milik Poltekad tersebut diklaim lebih unggul dibandingkan buatan Israel.
Jangkauannya atau dibelokkan ke kanan atau ke kiri bisa mencapai 80 derajat atau 160 derajat. Sementara corner shot buatan Israel hanya menjangkau 60 derajat atau 120 derajat. Dari segi penggunaan senjata, buatan Poltekad lebih fleksibel untuk diletakkan empat jenis pistol antara lain G2 Combat, G2 Elit, G17 Glock dan FN. Sementara buatan Israel hanya untuk satu senjata tiap corner shot.
”Dari segi harga juga lebih murah buatan Poltekad. Satu senjata hanya berkisar Rp 30- Rp 40 juta. Kalau impor menghabiskan dana Rp 175 juta per unit,” terang pria kelahiran Madura ini.
Ali memaparkan, corner shot tersebut sudah diuji oleh Komando Pasukan Khusus (Kopasus) di Batujajar, Bandung, Jawa Barat. Bahkan, saat ini telah proses uji kualitas dari Litbanghan (Penelitian dan Pengembangan Pertahanan) Pusat untuk diuji kelayakan produksi masal.
Namun, dari hasil uji Kopassus tersebut ada beberapa hal yang harus disempurnakan, misalnya tentang berat corner shot. Ali memaparkan, Kopassus menginginkan agar didesain lebih ringan. Saat ini beratnya 3,5 kilogram (kg). Saran pasukan elit TNI itu diharapkan bisa menjadi sekitar 2 kg. ”Ke depan akan kami sempurnakan dengan serba otomatis (menentukan arah bidikan, Red), saat ini masih sistem manual,” ungkapnya.
sumber : indopos
ADSENSE 336 x 280
dan
ADSENSE Link Ads 200 x 90
Menurut dia, inspirasi riset corner shot tersebut dari alutsista tentara Israel. Sengaja diproduksi untuk menumpas teroris atau senjata antiteroris. Namun, model uji milik Poltekad tersebut diklaim lebih unggul dibandingkan buatan Israel.
Jangkauannya atau dibelokkan ke kanan atau ke kiri bisa mencapai 80 derajat atau 160 derajat. Sementara corner shot buatan Israel hanya menjangkau 60 derajat atau 120 derajat. Dari segi penggunaan senjata, buatan Poltekad lebih fleksibel untuk diletakkan empat jenis pistol antara lain G2 Combat, G2 Elit, G17 Glock dan FN. Sementara buatan Israel hanya untuk satu senjata tiap corner shot.
”Dari segi harga juga lebih murah buatan Poltekad. Satu senjata hanya berkisar Rp 30- Rp 40 juta. Kalau impor menghabiskan dana Rp 175 juta per unit,” terang pria kelahiran Madura ini.
Ali memaparkan, corner shot tersebut sudah diuji oleh Komando Pasukan Khusus (Kopasus) di Batujajar, Bandung, Jawa Barat. Bahkan, saat ini telah proses uji kualitas dari Litbanghan (Penelitian dan Pengembangan Pertahanan) Pusat untuk diuji kelayakan produksi masal.
Namun, dari hasil uji Kopassus tersebut ada beberapa hal yang harus disempurnakan, misalnya tentang berat corner shot. Ali memaparkan, Kopassus menginginkan agar didesain lebih ringan. Saat ini beratnya 3,5 kilogram (kg). Saran pasukan elit TNI itu diharapkan bisa menjadi sekitar 2 kg. ”Ke depan akan kami sempurnakan dengan serba otomatis (menentukan arah bidikan, Red), saat ini masih sistem manual,” ungkapnya.
sumber : indopos
0 Response to "MANTAP JIWA! Diuji Kopassus, Corner Shot INI Lebih Hebat dari Israel!"
Posting Komentar